Jumat, 24 Februari 2023

Koneksi Antar Materi Modul 2.1 : Pembelajaran Terdiferensiasi Sebagai Upaya Menghadirkan Pembelajaran Untuk Memenuhi Kebutuhan Belajar Semua Murid


Ki Hajar Dewantara telah menyampaikan bahwa maksud dari pendidikan adalah menuntun segala kekuatan kodrat yang ada pada anak-anak, agar mereka sebagai manusia maupun anggota masyarakat dapat mencapai keselamatan dan kebahagiaan yang setinggi-tingginya. Sebagai pendidik, kita tentu menyadari bahwa setiap anak adalah unik dan memiliki kodratnya masing-masing. Tugas kita sebagai guru adalah menyediakan lingkungan belajar yang memungkinkan setiap anak untuk dapat tumbuh dan berkembang secara maksimal sesuai dengan kodratnya masing-masing, dan memastikan bahwa dalam prosesnya, anak-anak tersebut merasa selamat dan bahagia.

 

Setiap murid yang duduk di kelas kita adalah individu yang unik dan ini  seharusnya menjadi dasar dari praktik-praktik pembelajaran yang kita lakukan di kelas dan di sekolah, serta menjadi kerangka acuan saat mengevaluasi praktik-praktik pembelajaran kita.


Melihat betapa luas keberagaman murid-murid kita, maka sebagai guru, kita perlu berpikir bagaimana caranya kita dapat menyediakan layanan pendidikan yang memungkinkan semua murid mempunyai kesempatan dan pilihan untuk mengakses apa yang kita ajarkan secara efektif sesuai dengan kebutuhan mereka.



Fakta bahwa murid-murid kita memiliki karakteristik yang beragam, dengan keunikan, kekuatan dan kebutuhan belajar yang berbeda, tentunya perlu direspon dengan tepat. Jika tidak, maka tentunya akan terjadi kesenjangan belajar (learning gap), dimana pencapaian yang ditunjukkan murid tidak sesuai dengan potensi pencapaian yang seharusnya dapat ditunjukkan oleh murid tersebut. Salah satu cara yang dapat kita lakukan untuk merespon karakteristik murid-murid yang beragam ini adalah dengan mengimplementasikan pembelajaran berdiferensiasi.

Apa itu pembelajaran berdiferensiasi ? Pembelajaran berdiferensiasi adalah usaha guru dalam menyesuaikan proses pembelajaran di kelas untuk memenuhi kebutuhan belajar individu murid. Artinya pembelajaran berdiferensiasi adalah pembelajaran untuk mendukung semua murid di kelas kita. Maksudnya apa ya? Perlu kita ingat bersama bahwa setiap anak adalah unik. Mereka punya kelebihan dan kekurangannya masing-masing. Begitu pula dengan minat, gaya belajar, kebiasaan, pola pikir, kemampuan literasi dan lain-lain. Pasti berbeda kan? Nah di sinilah diperlukan usaha guru untuk dapat memenuhi kebutuhan belajar murid yang berbeda-beda agar mereka merasa nyaman saat belajar di kelas dan tentunya tujuan pembelajaran dapat tercapai.



Pembelajaran Berdiferensiasi adalah usaha guru untuk menyesuaikan proses pembelajaran di kelas untuk memenuhi kebutuhan belajar individu murid. Menurut Tomlinson (1999:14) dalam kelas yang mengimplementasikan pembelajaran berdiferensiasi, seorang guru melakukan upaya yang konsisten untuk merespon kebutuhan belajar murid. Melakukan pembelajaran berdiferensiasi bukanlah berarti bahwa guru harus mengajar dengan 32 cara yang berbeda untuk mengajar 32 orang murid. Pembelajaran berdiferensiasi adalah serangkaian keputusan masuk akal (common sense) yang dibuat oleh guru yang berorientasi kepada kebutuhan murid. Pembelajaran berdiferensiasi haruslah berakar pada pemenuhan kebutuhan belajar murid dan bagaimana guru merespon kebutuhan belajar tersebut.

Lalu bagaimana ya cara untuk dapat melakukan pembelajaran berdiferensiasi di kelas ? Agar dapat melakukan pembelajaran berdiferensiasi guru perlu memahami tujuan pembelajaran terlebih dahulu, selanjutnya mengetahui dan merespon kebutuhan belajar murid, kemudian menciptakan lingkungan belajar yang mengundang murid untuk belajar. Guru pun perlu melakukan manajemen kelas yang efektif dan melakukan penilaian secara berkelanjutan.



Berkaitan dengan kebutuhan belajar murid guru perlu memahami tiga aspek berikut ini, yaitu yang pertama adalah kesiapan belajar murid atau rediness. Untuk mengetahui kesiapan belajar mengharuskan guru untuk menilai pengetahuan awal dan menentukan apa yang telah murid ketahui dan di mana murid berada. Kedua minat murid. Minat setiap anak pasti berbeda-beda. Minat adalah salah satu motivator penting bagi murid untuk terlibat aktif dalam proses pembelajaran. Kemudian yang ketiga adalah profil belajar murid. Profil belajar murid berkaitan dengan lingkungan, budaya, gaya belajar, dan kecerdasan majemuk yang berbeda antara satu anak dengan yang lainnya.


Kebutuhan belajar murid dapat diidentifikasi berdasarkan cara-cara berikut ini :
  • mengamati perilaku murid-murid
  • mengidentifikasi pengetahuan awal
  • mereview dan melakukan refleksi terhadap praktik pengajaran
  • berbicara dengan guru murid sebelumnya
  • membaca raport murid di kelas sebelumnya atau bisa juga
  • menggunakan berbagai penilaian - penilaian formatif dan diagnostik

Sebagai guru, kita semua tentu tahu bahwa murid akan menunjukkan kinerja yang lebih baik jika tugas-tugas yang diberikan sesuai dengan keterampilan dan pemahaman yang mereka miliki sebelumnya (kesiapan belajar). Lalu jika tugas-tugas tersebut memicu keingintahuan atau hasrat dalam diri seorang murid (minat), dan jika tugas itu memberikan kesempatan bagi mereka untuk bekerja dengan cara yang mereka sukai (profil belajar).

Strategi untuk mendiferensiasi pembelajaran bisa dilakukan dengan tiga cara yaitu diferensiasi konten, proses, dan produk. Guru dapat memilih salah satu atau kombinasi dari ketiganya. Diferensiasi konten berkaitan dengan apa yang kita ajarkan seperti materi, konsep, atau keterampilan yang perlu dipelajari berdasarkan kurikulum. Mendiferensiasi konten bisa dilakukan dengan membedakan pengorganisasian atau format penyampaian materi bukan mengubah atau menurunkan standar kurikulum. Sedangkan diferensiasi proses berupa kegiatan yang memungkinkan murid berlatih dan memahami atau memaknai konten dengan cara membedakan proses yang harus dijalani oleh murid. Dan diferensiasi produk berupa bukti yang menunjukkan apa yang murid telah pahami dengan cara membedakan atau memodifikasi produk sebagai hasil belajar murid, hasil latihan penerapan, dan pengembangan apa yang telah dipelajari.


Lalu adakah keterkaitan antara modul pembelajaran berdiferensiasi dengan modul-modul yang lain? Tentu saja ada. Untuk dapat melakukan pembelajaran berdiferensiasi maka guru harus berusaha memenuhi kebutuhan belajar anak sesuai dengan kodrat alam dan juga kodrat zaman berdasarkan filosofi Ki Hajar Dewantara. Dalam melakukan pembelajaran berdiferensiasi seorang guru penggerak harus berpihak pada murid, reflektif, mandiri, kolaboratif dan juga inovatif untuk dapat menciptakan pembelajaran - pembelajaran berdiferensiasi agar dapat memenuhi kebutuhan murid. Dengan demikian seorang guru penggerak dapat mewujudkan kepemimpinan murid dengan menuntun murid merdeka belajar. Hal ini sesuai dengan nilai dan peran guru penggerak. Selanjutnya pembelajaran berdiferensiasi pun dapat menjadi salah satu strategi untuk mewujudkan visi guru penggerak yang berpihak pada murid. Dan dalam pelaksanaan pembelajaran berdiferensiasi antara guru dan murid harus ada kesepakatan kelas terlebih dahulu agar proses pembelajaran dapat berjalan dengan baik sesuai dengan nilai-nilai budaya positif.

Demikian paparan saya mengenai pembelajaran terdiferensiasi dan kaitan antara materi dalam modul 2.1 dengan modul lain (modul 1.1, 1.2, 1.3, dan 1.4) di Program Pendidikan Guru Penggerak. Melalui tulisan ini saya menjadi lebih paham, seperti apa sebaiknya saya sebagai guru dalam menghadirkan pembelajaran yang lebih bermakna di kelas untuk para murid - murid. Seperti kata Arthur Aufderheide, yang menyampaikan bahwa "Semua pengetahuan terhubung ke semua pengetahuan lainnya. Yang menyenangkan adalah membuat koneksinya.”